Sebelum teman-teman blogger membaca kisah ini lebih lanjut. Saya mohon janji ya untuk mendoakan (Almh.) pada akhir cerita ini, doa teman-teman blogger sangat berharga buat saya pada umumnya dan untuk (Almh.) pada khususnya. Saya berterimakasih atas kepeduliannya, semoga teman-teman blogger juga mendapatkan doa yang serupa kelak. Amiin..
Selamat menikmati :).
Umurnya yang masih tergolong muda dan produktif, telah ditakdirkan terlebih dahulu menghadap sang Khalik pada usia 20 tahun.
Dua bulan kami telah bersama, sejak diawali dengan tidak tahu apa-apa sampai mengetahui apa yang tidak diketahui, bahkan yang belum diketahui kerabat terdekat kami pun.
Entah dengan alasan apa dia memasuki kehidupanku,
kesepiankah ?.
ingin berkenalan dengankukah ?.
atau cinta denganku ?.
Apapun alasannya, aku berterimakasih padanya karena telah menjadi sisi manis dari bagian hidupku.
Alhamdulillah Ya Allah telah kau kirimkan sesosok wanita yang telah menyayangiku..
Sehingga aku lebih mengetahui kelemahanku, karakterku, egoku, ekspektasiku yang dapat aku instropeksi dalam upaya melanjutkan hidupku dan mencari Ridho-Mu.
Dalam perbincangan kami selama 2 bulan terakhir ini, dia seakan mengisyaratkan pesan bahwa ketetapan Allah SWT ini akan segera menghampirinya, dan dia merasakan hal itu, antara lain :
(Almh.) : "Bee, mau gak kamu janji sama aku ?."
Bee : "Janji apa ?."
(Almh.) : "Janji buat slalu nginget aku dan ngedoain aku, walaupun aku udah egk ada."
Bee : "Kog kamu ngomong kayak gitu ?."
(Almh.) : "Ya gapapa sih, janji ya ?."
Bee : "Ya."
(04-04-2014)
Beberapa hari kemudian, perbincangan kami disaat adzan maghrib mulai berkumandang:
(Almh.) :"Bee.."
Bee : "Apa Beb ?."
(Almh.) : "Aku mauk tanyak."
Bee : "Tanya apa ?."
(Almh.) : "Kalok aku hanya diberi waktu seminggu, terus kita ketemuan. Kamu mauk ngapain aja sama aku ?."
Bee : "Kog kamu ngomong kayak gitu ?."
Bee : "Serem tahu, kamu tanyanya."
(Almh.) : "Ya cuma tanyak ajah, kamu mauk ngapain ajah sama aku ?."
Bee : "Aku gak mau jawab, kamu pasti bakal sampe nikah sama aku."
(Almh.) : "Hmm, Bee aku pengen tauk jawabannya."
Bee : "Kamu bakal panjang umur, sehat, sehat, sehat, sehaaatt."
Satu hari kemudian, (Almh.) menelepon saya dengan menayakan hal yang sama.
(Almh.) : "Bee, Kalok aku hanya diberi waktu seminggu, terus kita ketemuan. Kamu mauk ngapain aja sama aku ?."
Bee : "Kalo pertanyaanmu ekstrim, aku juga punya jawaban yang ekstrim juga."
(Almh.) : "Apa Bee ?."
Bee : "Kamu dulu."
(Almh.) : "Kalok aku hari pertama nikah, trus hari kedua nonton semua film, hari ketiga masak bareng, hari keempat jalan-jalan bareng, hari kelima berendam bareng, hari keenam dengerin musik bareng, hari ketujuh tidur bareng."
Bee : "Gak tidur tuh ?."
(Almh.) : "Gak usah tidur, Kan tidurnya ntar dihari ketujuh ajah ."
(29-30 April 2014)
Itulah sepenggal percakapan saya bersama (Almh.) pada bulan April, yang masih terngiang di otak saya.
Ada beberapa isyarat lain yang (Almh.) sampaikan kepada saya, di dalam 2 bulan kesempatan saya untuk mengenalnya di dalam dunia elektronik.
Pada tanggal 19-05-2014, setelah lebih dari sepekan (Almh.) menjalani operasi lanjutan di Singapura, kamipun mulai menjalin komunikasi kembali.
Bee : "Beb, aku cuma pengen kamu tahu, kalo aku sayang kamu. Kalo kamu gak sayang aku gapapa."
(Almh.) : "Bee, aku sayang kamu kog. Bee, kog keadaanku makin buruk ajah ya ?."
Bee : "Ya sabar ya Beb, itu ada alat asing didalam dirimu, jadi tubuh kamu perlu adaptasi dengan itu."
(Almh.) : "Bee, kalo aku egk ada, kamu ikhlas egk ?."
Bee : "Enggak."
(Almh.) : "Kenapa kog egk ikhlas ?."
Bee : "Ya gapapa, emang kenapa ?."
(Almh.) : "Bee, bisa egk kamu lupain aku ?."
Bee : "Kenapa kamu ngomong gitu ?."
(Almh.) : "Ya tadi aku kan tanyak kamu, kamu ikhlas egk klo aku egk ada, kamu jawab egk, makanya aku egk mau pas aku egk ada, ga ada tangis dari orang yang aku sayang."
Bee : "Kog kamu gitu sih."
(Almh.) : "Gimana ?."
Bee : "Apanya ?."
(Almh.) : "Kita udahan."
Bee : "Kenapa emangnya ?."
(Almh.) : "Gapapa, aku lagi pengen sendiri aja, pengen nenangin diri sendiri ajah."
Bee : "Iya, aku tau kog, bilang aja kalo kamu gak suka ama aku, aku bisa terima kog :). Maafin aku ya kalo ada salah dan menyinggung hati kamu. Makasih buat semuanya, i love you :* Eka Herdi Wirawan.
(Almh.) : "Bee, aku sayang kamu."
(Almh.) : "Bee ?."
Satu jam kemudian..
(Almh.) : "Bee, kog diem ?."
Bee : "Sudah puas nyakitin hati aku ?."
(Almh.) : "Nyakitin hati kenapa ?."
Bee : "Ya tadi kamu bilang kayak gitu terus, aku jadi sakit rasanya."
Tak aku sangka, ada sms nyasar dari (Almh.) yang mulanya akan dikirim ke abangnya, namun salah kirim ke no.HP saya :
(Almh.) : "Iye barusan aku bilangin abang, dianya baik cuma akunya abang yang belom bisa ngertiin dia. Dia baik anaknya, dia bedalah ama yang duluk, aku takut nyakitin hati dia abang. Iye aku nangis ni bang, tak tega, aku juga sakit ni bang."
(Almh.) : "Bee, apa yang bikin kamu gak sakit hati ?."
Bee : "Gapapa kog Beb."
(Almh.) : "Jawab Bee, aku nauk tauk."
Bee : "Yang bisa bikin aku bahagia saat ini, bisa liat kamu seneng menikmati kehidupan ini."
(Almh.) : "Bohong banget kamu, jgn belajar jadi orang munafik. Katakata aku bahagia yang penting kamu juga bahagia, itu katakata yg ngajarin orang buat jadi munafik tauk.
Bee : "Beb, aku udah janji ama abang kamu, untuk gak buat kamu marah & kecewa. Jadi itulah jawabanku tentang apa yang bisa membuatku bahagia saat ini,yakni bisa liat kamu bahagia menikmati hidup ini. Terserah kamu percaya ato gak, aku udah berinvestasi tenaga, waktu, pikiran, emosi padamu. Lalu apa jadinya, pada akhirnya aku hanya dijuluki 'munafik' dari seseorang yang aku sayang. Apakah ketiadaan kepercayaan ini, memang mengharuskan kita untuk berpisah ?."
(Almh.) : "Maafin aku, aku sayang kamu."
(Almh.) : "Bee, aku bingung ama keputusanku."
(Almh.) : "Bee, aku pengen kita tetep deket, gak jadi ngejauh."
(Almh.) : "Aku masih pengen sama kamu, tapi aku gak mau kita ngebahas masalah yang serius muluk."
Bee : "Iya, tolong ingatkan aku ya, jika terlalu serius."
Contoh lainnnya, dalam perbincangan sms yang kami lakukan pada siang hari di bulan Mei:
(Almh.) : "Bee, aku mauk kluar."
Bee : "Hati-hati ya sayang :*."
(Almh.) : "Maksudnya ?."
Bee : "Katanya tadi pengen keluar ?."
(Almh.) : "Maksudnya pengen kluar kuliahnya."
Bee : "Oh gitu, kenapa ?."
(Almh.) : "Egk papa, takut egk bisa nerusin ajah."
Bee : "Hmm, ya terserah kamu sih maunya gimana. Tapi saranku jangan buru-buru dulu ngambil keputusan. kamu kan statusnya udah semester 4, apa gak percuma tuh ?."
(Almh.) : "Iya sih Bee, tapi kamu mauknya cari istri yang pinter kan ?."
Bee : "Aku mau cari istri yang dia cinta aku apa adanya, dan aku cinta dia apa adanya."
(Almh.) : "Cieh, udah ketemu blum yg kayak gtu ?."
Bee : "Belum."
Bee : "Kalo urusan cari nafkah bisa suami yang nanggung biayanya, istri dirumah aja. Tapi kalo untuk meningkatkan derajat sosial di mata masyarakat, ya minimal istri aku sarjana."
(Almh.) : "ahaha. Iya deh, aku doain semoga kamu cepet dapet wanita yang seperti kamu pengen :) ."
Bee : "Iya. Makasih :)."
(Almh.) : "Iya kakak :)."
Bee : "Aku juga doain kamu, semoga dapet pendamping yang lebih segalanya dari aku, dan gak gampang curhat kayak aku."
(Almh.) : "ahaha. ya egk lah, egk sampe nikah itu aku umurnya."
Bee : "Kog kamu ngomong kayak gitu ?."
Sesaat kemudian (Almh.) menelepon saya, namun saya tidak kuat menahan kesedihan karena sikapnya yang pesimis. Lalu saya katakan : "Ijinkan aku waktu sejenak, untuk menangis pada Tuhan."
Pada malam harinya, (Almh.) kembali menelepon saya, lalu saya katakan bahwa saya sedih ketika dia mengatakan hal seperti itu. Pada akhir telepon dia mengirimkan sms, yang menyatakan dia tahu dia salah telah membuat saya bersedih, lalu saya maafkan.
(27-05-2014)
Contoh hal lain yang diisyaratkan, adalah :
(Almh.) : "Bee, aku capek, udah letih."
Bee : "Ya istirahat dulu, ntar aja yang sms lagi."
(Almh.) : "Bukan itu Bee, aku udah capek, pengen dipeluk Tuhan."
Bee : "Kog kamu ngomong kayak gitu ?."
Bee : "Aku masih mending punya istri manja, tapi kalo udah putus asa, aku juga gak mauk."
(Almh.) : "Yaudah, cari yang lain ajah sana."
(Almh.) : "Makasih ya buat semua yang udah kamu kasih, hari-hari yg egk bakal aku lupain :)."
Bee : "Beb, mau gak kamu janji sama aku ?.
(Almh.) : "Janji apa ?."
Bee : "Kalo kita di surga besok, kamu janji ya jadi bidadariku ?."
(Almh.) : "Egk tauk, kamu tuh aneh, emangnya kita Tuhan yang bisa nentuin sendiri apa yang kita mauk ?."
Bee : "Kalo emang kita bukan Tuhan yang bisa nentuin sendiri apa yang kita mauk, trus kenapa kamu masih pesimis ama hidup kamu sayangku ?."
(Almh.) : "Ya aku ngerasanya gitu ajah sih, kamu udah gak berharapkan sama aku ?."
Bee : "Beb, jujur, kamulah wanita yang paling dekat denganku saat ini. Tapi kalo kamu pengen pendamping yang lebih segalanya dari aku, aku bisa terima itu. Satu hal yang mesti kamu ketahui : Aku masih mendoakanmu sampe saat ini, kepada wanita yang telah mengisi bagian dari hidupku, kepada wanita yang telah menyayangiku, hanya kepada kamu Khalika Nazharea Adhisty. Terserah kamu mau percaya apa enggak, aku akan terus melakukan hal ini sampai akupun tak kuasa menahan kenyataan yang Tuhan telah gariskan. Karena aku tlah berjanji."
(Almh.) : "Makasih Bee, tapi maaf aku egk bisa janji sama kamu."
Bee : "Iya aku tahu, Aku tulus kog mendoakanmu. Kalaupun kita egk berjodoh, akan kupastikan doaku akan selalu menemanimu :)."
(Almh.) : "Bukan gitu, Bee, aku sayang kamu, akunya yg terlalu takut Bee."
Bee : "Terlalu takut kenapa ?."
(Almh.) : "Terlalu takut egk bisa ngebahagiaain kamu, egk bisa ngebales ketulusan cintamu."
Bee : "Ya kita jalanin dulu aja."
(Almh.) : "Iya Bee, kita jalanin dulu aja. Tapi kalo salah satu dari kita nemuin yang lebih baik, boleh kog kalo mauk milih yang lain."
Bee : "Iya, tapi agak sulit melepaskan jika orang setia."
(Almh.) : "Bukankah cinta sejati itu egk mencengkeram orang yang disayangi, justru membebaskan orang yang disayangi tersebut untuk memilih."
Bee : "Bener itu, yang mencengkeram itu posesif. Tapi cinta sejati itu adalah tetap memilih dekat pada orang yang disayanginya, walaupun ada banyak pilihan."
(Almh.) : "Tapi aku ngebebasin kamu untuk milih yang lain kog."
Bee : "Iya aku tau kog, kalo kamu emang mau pendamping yang lebih baik, aku bisa terima itu kog :)."
(Almh.) : "Bukan gitu."
Sesaat kemudian (Almh.) menelepon saya, namun tidak saya angkat.
Perbincangan sms, kami lanjutkan kembali 2 jam kemudian :
Bee : "Kenapa tadi telpon, ada apa ?."
(Almh.) : "Gapapa Bee."
Bee : "Oh gitu, lagi ngapain ?."
(Almh.) : "Lagi mikirin kamu."
(Almh.) : "Kita mau tetep jadik kamu dan aku, atau bakal jadik kita ?."
Bee : "Maksudnya ?.
(Almh.) : "Ya menurut kamu. Kita mau tetep jadik kamu dan aku, atau bakal jadik kita ?."
Bee : "Kita. Walaupun dunia kita dipenuhi oleh dunia kamu dan dunia aku, namun aku ingin berintegrasi menjadi dunia kita."
(Almh.) : "Bee, aku sayang kamu. Bee aku pengen renang bareng sama kamu."
Bee : "Boleh, ajarin yak ?."
(Almh.) : "Masksudnya ?."
Bee : "Aku belum bisa renang, ajarin aku ya, haha."
(Almh.) : "Ahaha. Aku egk percaya. Bee, aku pengen ke Atlantis sama kamu yang ada ombak buatannya."
Bee : "Ayok, kapan ?. Bayarin ya ?."
(Almh.) : "Iya deh Bee, kapan ya ?.
Bee : "Habis Lebaran 1435 H aja gimana ?."
(Almh.) : "Jangan pas liburan, rame itu biasanya."
Sederet permintaannya untuk diantarkan ke BreadTalk, StarBucks, Coffe Art dan berbagai tempat lainnya, (Almh.) ajukan kepada saya. Lalu saya hanya bisa menyanggupinya jika diberi kesempatan.
(28-05-2014)
Pada tanggal 29-05-2014, obrolan kami mengarah ke hal-hal yang berbau intim antar pasangan.
Jadi saya tidak mempostingya disini.
Hari terakhir saya berkontak dengan (Almh.) adalah pada tanggal 30-05-2014. Hari itu memang sedikit berbeda, karena apa ?.
Karena (Almh.) mengirimkan sms lebih siang daripada biasanya.
(Almh.) : "Bee."
Bee : "Kenapa ?. Kangen ?."
(Almh.) : "Ahaha. Dikit sih, jelek."
Bee : "Lagi ngapain cantik ?."
(Almh.) : "Egk lagi ngapangapain, udah makan ?."
Bee : "Udah."
Pada hari Jumat ini. Saya merenungkan tentang arti cinta yang sesungguhnya. Saya menemukan bahwa cinta itu memang Kebebasan yang tidak mengikat.
Bee : "Maafin aku."
(Almh.) : "Maaf ?. buat ?."
(Almh.) : "Maaf buat apa ?."
(Almh.) : "Bee ?."
(Almh.) : "Gak mau jawab ?. Yaudah aku pergi."
Bee : "Aku merasa bodoh karena mengikat kamu dengan cinta, aku baru menyadari bahwa cinta itu kebebasan. Kamu boleh kok kalo mau sama yang lain."
(Almh.) : "Maksudnya ?."
Bee : "Aku rasa kamu lebih tahu jawabannya daripada aku. Aku merasa bodoh untuk menjelaskannya padamu."
(Almh.) : "Kog kamu gitu sih ?.
(Almh.) : "Terus ini mauk gimana, lanjut atau udahan ?."
Bee : "kamu lebih berhak menentukannya, aku ngikut aja."
(Almh.) : "Kamu jangan jauhin aku ya, jangan beda sikapnya ke aku."
Bee : "Ya."
Bee : "Hmm, hal seru apa yang telah kamu lakukan hari ini ?."
(Almh.) : "Ga ada, gitu gitu ajah, monoton, kenapa ?.
Bee : "Gapapa, boleh gak aku ketemu kamu ?."
(Almh.) : "Boleh tapi aku belom tauk Bee."
Itulah akhir komunikasi kami, sampai saat berita duka itu saya ketahui pada tanggal 04-06-2014.
Kini suaranya yang merdu serta perhatiannya yang menggugah hatiku, telah menuju kehidupan yang yang kedua, kehidupan yang sebenarnya, kehidupan yang kekal abadi dalam penantian Hari Pembalasan.
Teman-teman Blogger, saya senantiasa memohon doa untuknya, namun saya juga memohonkan doa dari readers untuk menambah amalan baiknya.
Teman, saya mohonkan sekali membaca doa Al-Fatihah untuk (Almh.). Khalika Nazharea Septinavera Adhisty..
Terima kasih sayang , semoga Allah SWT memberikan tempat terlayak di surga-Nya.
Blog ini, saya dedikasikan kepada Abang Raffa..
source : Berbagai sumber mulai dari tanggal 04-04-2014 sampai 30-05-2014